DEFINISI MENURUT PARA AHLI
- Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
- Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
- Menurut carrol bahasa adalah sebuah sistem berstruktural mengenai bunyi dan urutan bunyi bahasa yang sifatnya manasuka, yang digunakan, atau yang dapat digunakan dalam komunikasi antar individu oleh sekelompok manusia dan yang secara agak tuntas memberi nama kepada benda-benda, peristiwa-peristiwa, dan proses-proses dalam lingkungan hidup manusia.
- Menurut Bolinger (1981), Bahasa memiliki system fonem, yang terbentuk dari distinctive features bunyi, system morfem dan sintaksis. Untuk mengungkapkan makna bahasa harus berhubungan dengan dunia luar. Yang dimaksud dengan dunia luar adalah dunia diluar bahasa termasuk dunia dalam diri penutur bahasa. Dunia dalam pengertian seperti ini disebut realita.
- Menurut Fodor (1974), Bahasa adalah system simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan system simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan system tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud
Artikel
Ekonomi
INVESTASI DI PASAR MODAL BERKEMBANG
Pada era globalisasi saat ini, dimana hambatan-hambatan
perekonomian semakin pudar, peralihan arus dana dari pihak yang surplus kepada
yang defisit akan semakin cepat dan tanpa hambatan. Pasar Modal sebagai pintu investasi terhadap aliran dana dari
pihak yang kelebihan kekayaan (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana
(defisit) berperan sebagai lembaga perantara keuangan. Investor disini adalah
pihak yang surplus dalam kaitannya dengan keuangan. Siapakah pihak-pihak surplus ini? Dalam
kaitannya dalam investasi dan sumber dana yang digunakannya, investor dapat
dibagi. Pertama, adalah investor domestik yaitu adalah investor yang berasal
dari dalam negeri yang menyusun portofolio asetnya di pasar modal dalam negeri.
Kedua adalah investor asing, yaitu investor yang memiliki sejumlah dana dari
luar negeri yang menyusun portofolio asetnya pada sejumlah negara yang berbeda.
Investasi
asing yang datang ke negara-negara lain sebenarnya memiliki motif klasik yang
meliputi, motif mencari bahan mentah atau sumber daya alam, mencari pasar baru
dan meminimalkan biaya. Dari motif klasik tersebut kadangkala investor memiliki
motif lain yaitu motif mengembangkan teknologi. Investor
menyalurkan dananya ke negara lain biasanya tidak hanya membawa satu motif saja
tetapi bisa karena beberapa motif sekaligus.
Paling tidak ada empat cara investor dapat masuk ke suatu negara:
distressed asset investment, strategic investment, direct investment dan
portfolio investment.
Distressed asset investment adalah investasi yang dilakukan untuk
mendapatkan kepemilikan atau membeli hutang suatu perusahaan dalam kesulitan
keuangan. Kedua, strategic investment secara
umum investor asing mengakuisisi perusahaan yang memiliki pangsa pasar cukup
luas dan berada dalam segmen bisnis serta faktor lokasi yang mendukung strategi
ekspansi perusahaan investor. Ketiga yakni investasi langsung (direct
investment) biasanya berlangsung pada sektor yang belum begitu berkembang,
misalnya pembangunan yang sarat teknologi atau pembangunan di sektor otomotif,
biasanya perusahaan. Keempat adalah portofolio investment yaitu investasi dalam
surat hutang dan saham di pasar modal.
Portofolio investment inilah yang selama ini menjadi perhatian
banyak praktisi di bidang pasar modal. Mengapa demikian? Karena jenis investor
ini merupakan yang paling cepat memindahkan eksposurnya di suatu negara jika
terjadi gejolak (politik, ekonomi, kurs) yang diintrepretasikan sebagai
ketidakpastian. Mereka juga adalah investor yang
memiliki pilihan paling luas dibanding ke tiga jenis investor di atas. Sehingga
jika ada kejadian tertentu baik secara makro, sekoral ataupun regulasi
pemerintah, maka investor ini adalah yang lebih rentan dan sensitif terhadap
refleksi atas informasi tersebut. Besarnya nilai
investasi asing yang masuk atau keluar, praktis juga akan mempengaruhi pasar
secara keseluruhan akibat adanya volume transaksi yang besar.
Peranan modal asing dalam pembangunan negara telah lama
diperbincangkan oleh para ahli ekonomi pembangunan.
Secara garis besar menurut Chereney dan Carter
yaitu pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh
emerging country sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan
perubahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan
penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat,
kebutuhan akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural
benar-benar terjadi (meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif).
EMERGING MARKET IN
EMERGING COUNTRY
Indonesia sempat mengalami kehancuran ekonomi yang selama ini
telah dibangun melalui sendi-sendi kebijakan orde baru mulai merangkak kembali
menyusun fondasi perekonomiannya. International Financial
Corporation (IFC) mengkaitkan klasifikasi bursa saham dengan klasifikasi
negara. Jika negara tersebut masih tergolong sebagai negara berkembang, maka
pasar di negara tersebut juga dalam tahap berkembang, meskipun bursa sahamnya
berfungsi penuh dan diatur secara baik. Pasar modal berkembang dapat
diidentifikasi melalui suatu negara, apakah negara tersebut merupakan negara
maju atau tergolong negara berkembang. Indikatornya adalah pendapatan perkapita
dari suatu negara, biasanya yang termasuk dalam negara berpenghasilan rendah
sampai menengah. Namun karakteristik yang paling
mencolok adalah dilihat nilai kapitalisasi pasarnya yaitu banyaknya perusahaan
yang tercatat, kumulatif volume perdagangan, keketatan peraturan pasar modal,
hingga kecanggihan dan kultur investor domestiknya.
Konsekuensi
pasar modal berkembang adalah nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil. Ukuran suatu kapitalisasi pasar biasanya dilihat dari
rasio perbandingan dengan nilai produk domestik bruto suatu negara. Selain
itu konsekuensi lainnya adalah terdapatnya volume transaksi perdagangan yang
tipis (thin trading) yang disebabkan oleh ketidaksingkronan perdagangan
(non-syncronous trading) di pasar. Perdagangan yang
tidak singkron disebabkan oleh banyaknya sekuritas yang teracatat tidak
seluruhnya diperdagangkan, artinya terdapat beberapa waktu tertentu dimana
suatu sekuritas tidak terjadi transaksi (Hartono, 2003).
Indonesia yang sampai
saat ini masih tercatat di IFC masih sebagai negara berkembang dengan iklim
investasi terburuk di regional Asia Timur. Walaupun dengan catatan seperti itu,
pada kenyataannya kita masih dilirik oleh investor asing.
Kenyataannya bahwa terdapat perusahaan-perusahaan nasional dengan notabene
berada di sektor strategis negara, ditawar oleh beberapa institusi asing
melalui akuisisi saham. Terdapatnya aliran dana
masuk sebagai investasi yang pada umumnya merupakan penanaman modal asing
seharusnya bisa menjadi pendongkrak perekonomian secara makro.
Alasan utama investor asing memindahkan dananya ke negara
berkembang adalah karena negara berkembang memiliki potensi-potensi usaha yang
belum tergali seluruhnya, seperti pada motif klasik investasi ke negara lain.
Michael Fairbanks dan Stace Lindsay konsultan
senior pada Monitor Company mengemukakan tujuan investor asing datang ke
negara-negara miskin yaitu biasanya hanya melihat kesempatan untuk menarik
sumber daya alam , upah kerja murah dan sebagai sasaran produk atau jasa yang
tidak berkualitas bagus
Namun terdapat alasan lain yang mendampingi motif tersebut,
yaitu perbedaan yang mencolok dengan negara maju. Jika kita gunakan pendekatan
daur hidup usaha maka negara berkembang masuk dalam kategori bertumbuh (growth)
dibanding negara maju yang masuk dalam kategori matang (mature).
Artinya bahwa terdapat daya tarik dari pertumbuhan
ekonomi yang tinggi yang tentu saja disertai oleh return yang tinggi pula,
karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator agregat dari industri di suatu
negara. Misalnya bisnis telekomunikasi selular di Indonesia yang tergarap secara
padat baru di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar itu masih berpotensi tinggi
untuk dijadikan pangsa pasar baru.
PERAN PEMERINTAH DAN
INVESTOR DOMESTIK DI PASAR MODAL BERKEMBANG
Mark Mobius praktisi dan ahli di industri investasi
internasional mengemukakan bahwa dengan diperkenalkannya investor asing ke
pasar tentu saja berfungsi sebagai katalis, yang mendorong investasi lokal.
Modal asing yang masuk ke negara tertentu memungkinkan bisnis di negara
tersebut untuk tumbuh dengan laju yang lebih cepat dibandingkan jika hanya
memobilisasi sumber daya domestik. Hanya saja arus uang
yang berasal dari portofolio investment seringkali dikhawatirkan hanya aliran
uang panas dari negara lain. Aliran dana yang
sering dikenal sebagai capital fight ini dipandang oleh pemerintah sebagai
investasi yang spekulatif, tidak dapat diandalkan dan cenderung sarat akan
kegiatan ambil untung (profit taking) di pasar modal. Pada tahap selanjutnya
dana seperti ini akan menimbulkan ketidakstabilan ekonomi domestik.
Permasalahannya yang selalu menjadi momok di pasar modal ini
sebenarnya telah banyak disuarakan oleh para ekonom, praktisi dan regulatori
dalam industri ini. Hanya saja kita hanya seperti mendengar suatu informasi
yang masuk dari telinga kiri keluar dari telinga kanan. Permasalahannya adalah untuk membuat kualitas aliran dana
investasi tersebut bukan kuantitas aliran dananya. Kualitas investasi adalah
jumlah dana yang diinvestasikan secara jangka panjang yang digunakan untuk
membangun sektor riil.
Secara sederhana adalah dengan menjaga suatu kestabilan ekonomi
makro (misalnya inflasi terkendali, ekonomi bertumbuh, dsb), salah satu cara
untuk mewujudkannya yaitu dengan menciptakan suatu sistem pasar yang adil dan
kompetitif. Kompetitif dan adil artinya bahwa tidak ada pihak yang
diuntungkan secara berlebih akibat adanya informasi yang bias dan sebaliknya.
Sebagai contoh adanya pungutan liar yang marak di negara kita yang dilakukan
oleh oknum yang terjaring dalam suatu sindikasi tertentu, dengan membayar
pungutan tersebut misalnya, perusahaan diperlancar dalam pengurusan perijinan
dibanding perusahaan yang tidak melakukan hal itu. Pungutan
liar juga mengandung ketidakpastian harga yang tinggi karena tidak terdapat
standar yang jelas dan dilakukan secara ilegal. Pungutan liar dapat
dikategorikan sebagai biaya akibat beban risiko yang menyebabkan biaya produksi
lebih tinggi.
Douglass North mengemukakan biaya transaksi banyak berhubungan
dengan kinerja ekonomi keseluruhan, semakin rendah biaya transaksi maka suatu
negara akan semakin mengalami pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan.
Secara spesifik, Gayle P. W. Jackson dalam
artikelnya yang berjudul Pemerintahan untuk Pasar Modern mengemukakan bahwa
untuk mengurangi ketidakpastian akibat biaya transaksi dapat dilakukan dengan
meliputi, sistem kepemilikan yang jelas, penggunakan standar, sumberdaya yang
beraneka dan meningkat, regulator yang ketat, memiliki basis data dan menjamin
kelancaran penyebaran informasi sehingga terjadi iklim yang kompetitif untuk
mengurangi informasi yang asimetris.
Peran pemerintah sebagai fungsi regulator tidaklah cukup karena
secanggih dan seketat apapun regulasi bila tidak dilakukan dengan kesadaran
(awareness) yang tinggi pastinya akan berjalan setengah-setengah dan berikutnya
setiap pelaku akan selalu mencari celah dari regulasi tersebut.
Pemerintah layaknya juga harus dapat peran sebagai guarantor yang memberikan
jaminan kepada investor baik domestik maupun asing. Jaminan
kepastian ekonomi tidak lah cukup, pemerintah entah bagaimana caranya harus
bisa memberikan kepastian hukum dan kepastian kondisi politik. Karena dua
faktor tersebut juga berkaitan erat dengan faktor kultur sumber daya manusia.
Pernak-pernik utopis yang selama ini dijadikan kampanye secara
besar-besaran oleh pemerintah seharusnya mulai benar-benar dijalankan.
Harapannya adalah dapat terjadinya efek merembes kebawah (trickle down effect)
yaitu dengan merubah kultur, tingkah laku dan perilaku pemerintah yang
memberikan sokongan moral ke masyarakat. Tetapi hal ini tidak serta merta dapat
berhasil dengan sendirinya, pemerintah juga harus bisa membimbing masyarakat
untuk berani menjadi invetor domestik sehingga terjadi suatu gerakan dari bawah
ke atas (bottom up). Pasar modal seperti ini memiliki
kecenderungan return tinggi tetapi tinggi pula risikonya. Momentum aliran dana
asing selama ini yang menghiasi pasar modal Indonesia sebaiknya juga disambut
dengan aliran dana domestik untuk dapat meningkatkan kapitalisasi pasar. Dengan cara seperti itu peran pasar modal sebagai
penggerak roda pembangunan dan peningkat kesejahteraan masyarakat dapat
terwujud. Pasar modal tidaklah hanya dikuasai oleh satu atau dua kelompok saja
tetapi merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk bergerak bersama-sama
antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat.
ELASTISITAS
PERMINTAAN
Para konsumen biasanya membeli lebih dari satu barang ketika
barang turun, pendapatan meningkat, harga barang substitusi naik, atau ketika
harga barang komplemen turun. Artinya, arah perubahan dimana jumlah barang yang
diminta bergerak, dan bukan seberapa besar perubahannya.
Untuk mengukur seberapa besar para konsumen merespons perubahan dalam
variable-variabel tersebut, para ekonom menggunakan konsep elastisitas
(elasticity).
Demand
Jumlah
suatu barang yang diminta oleh konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal
diantaranya :
·
Harga barang itu sendiri
·
Harga barang yang lain
·
Pendapatan dan Selera
Konsumen
Jadi jumlah barang X yang diminta dipengaruhi oleh barang X itu
sendiri, harga barang lain ( baik yang sifatnya substitusi maupun yang sifatnya
komplementer ) atau pendapatan dan selera konsumen.
Law of demand:
Mempunyai slope negatif (-) yaitu “Semakin tinggi harga barang
maka jumlah barang yang diminta semakin sedikit dan begitu pula sebaliknya”.
Apabila harga barang X mengalami penurunan,
sedangkan harga barang lain tetap, maka barang X relatif murah sehingga jumlah
barang X diminta lebih besar. Jika harga barang X mengalami penurunan sedangkan
pendapatan tetap artinya pendapatan relatif meningkat sehingga jumlah barang X
yang dibeli meningkat.
Elastisitas
Adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau jumlah
penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Elastisitas permintaan
adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan suatu barang terhadap
perubahan variable yang mempengaruhi, dihitung sebagai perubahan persentase
jumlah permintaan dibagi dengan perubahan persentase variable yang mempengaruhi
atau dengan kata lain perbandingan (rasio) antara persentase perubahan jumlah
barang yang diminta dengan persentase perubahan harga..
Dengan
demikian elastisitas permintaan mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah yang
diminta terhadap perubahan harga.. Terkait dengan permintaan kita jumpai
beberapa jenis elastisitas, antara lain:
a. Price
elasticity of demand (elastisitas harga)
b. Cross
elasticity of demand (elastisitas silang)
c. Income
elasticity of demand (elastisitas pendapatan)
Penentu-penentu
Elastisitas Permintaan
Tersedianya Barang Substitusi yang Terdekat .Barang-barang
dengan substitusi terdekat cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis
karena mempermudah para konsumen untuk mengganti barang tersebut dengan yang
lain.
Misalnya, mentega dan margarin merupakan barang
yang mudah diganti dengan yang lain. Kenaikan harga mentega sedikit saja, jika
harga margarin tetap, akan mengakibatkan jumlah mentega yang terjual turun
dratis. Sebaliknya, karena telur merupakan makanan tanpa substitusi dekat, maka
permintaan akan telur tidak seelastis permintaan akan mentega.
Kebutuhan versus
Kemewahan
Kebutuhan cenderung memiliki permintaan yang inelastic,
sebaliknya kemewahan memiliki permintaan yang elastis. Ketika biaya berobat ke
dokter meningkat, oreng tidak akan secara dramatis mengubah frekuensi mereka ke
dokter, meskipun mungkin tidak sesering sebelumnya. Sebaliknya ketika kapal
pesiar meningkat, maka jumlah permintaan kapal pesiar akan turun banyak.
Alasannya karena kebanyakan orang melihat berobat
ke dokter sebagai suatu kebutuhan, sedangkan kapal pesiar sebagai suatu kemewahan.
Suatu barang merupakan suatu kebutuhan atau suatu kemewahan tidak tergantung
pada sifat hakiki barang itu, tetapi pada pilihan pembeli. Bagi seorang
pelaut yang tidak terlalu memperhatikan kesehatannya, kapal pesiar mungkin
sebuah kebutuhan dengan permintaan yang inelastis, sedangkan berobat ke dokter
adalah kemewahan dengan permintaan yang elastis.
Definisi Pasar
Elastisitas permintaan dalam segala jenis pasar bergantung pada
bagaimana kita menggambarkan batas-batas pasar. Pasar yang terdefinisi sempit
cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dibandingkan yang terdefinisi
luas, karena lebih mudah menemukan substitusi untuk barang-barang yang
terdefinisi secara sempit. Misalnya, makanan, sebuah kategori
yang luas, memiliki permintaan yang inelastis karena tidak ada barang
substitusi untuk makanan. Es krim, sebuah kategori yang lebih sempit, memiliki
permintaan yang lebih elastis karena mudah untuk menggantinya dengan pencuci
mulut lain. Es krim vanilla, sebuah kategori yang
sangat sempit, memiliki permintaan yang sangat elastis karena rasa lain es krim
merupakan barang substitusi yang hampir sempurna untuk vanilla.
Rentang Waktu
Barang-barang cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis
selama kurun waktu yang lebih panjang. Ketika harga bensin naik, jumlah
permintaan bensin hanya sedikit mengalami kemerosotan pada beberapa bulan
pertama.
Namun setelah itu, bagaimanapun juga, orang-orang
akan membeli mobil-mobil yang lebih irit bahan bakar, menggunakan transportasi
umum, dan pindah ke tempat kerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.
Dalam beberapa tahun, jumlah permintaan bensin akan menurun dratis.
Menghitung Elastisitas
Permintaan
Para ekonom menghitung elastisitas permintaan sebagai perubahan
persentase jumlah permintaan dibagi perubahan persentase variable yang
mempengaruhi, yang bisa dimisalkan dengan variable harga
Elastisitas
harga permintaan = perubahan jumlah prosentase permintaan / perubahan
prosentase harga .
Sebagai
contoh anggaplah bahwa peningkatan 10 persen harga es krim mengakibatkan jumlah
es krim yang anda beli turun hingga 20 persen. Kita menghitung elastisitas
permintaan anda sebagai berikut:
Elastisitas harga
permintaan = 20% / 10% = 2
Dalam contoh ini, elastisitasnya adalah 2, mencerminkan bahwa
perubahan jumlah permintaan sebanding dengan dua kali besarnya perubahan harga.
Karena jumlah barang yang di minta berhubungan negatif dengan harganya,maka
perubahan presentase jumlah akan selalu memiliki tanda yang berlawanan dengan
perubahan presentase harga. Dalam contoh ini, perubahan
presentase harga adalah positif 10 persen (mencerminkan sebuah peningkatan),
dan perubahan presentase jumlah yang di minta adalah negatif 20 persen
(mencerminkan sebuah perunan). Atas alasan ini,
elastisitas harga permintaaan terkadang di nyatakan sebagai bilangan negatif.
Dalam buku ini kita mengikuti praktik umum dengan menghilangkan tanda minus dan
menuliskan semua elastisitas harga sebagai bilangan positif (Para matematikawan
menyebutnya sebagai nilai absolute). Dengan kesepakatan ini, elastisitas ini
elastisitas harga yang lebih besar menyatakan ketanggapan yang lebih besar dari
jumlah terhadap harga permintaan.
Elastisitas Harga (Exx)
Elastisitas
harga dimanfaatkan untuk menentukan sifat permintaan suatu barang. Elastisitas harga
dapat dibedakan menjadi : Elastis yaitu Permintaan
suatu barang bersifat elastis apabila elastisitas haga lebih besar dari 1. In
elastis (Tidak Elastis) yaitu Permintaan suatu barang bersifat inelastis
apabila elastisitas harga lebih kecil dari 1. Elastisitas Tunggal (Uniter)
yaitu Permintaan suatu barang bersifat elastisitas tunggal apabila elastisitas
harga sama dengan 1.
Rumus :
Exx = %∆Q / %∆P =
∆Qx/∆Px x Px/Qx
Elastisitas Silang
(Exy)
Elastisitas silang dimanfaatkan untuk menentukan sifat hubungan
antar barang. Sifat hubungan antar barang dapat dibedakan menjadi:
Barang
Substitusi (Saling menggantikan) merupakan sifat hubungan antar barang
dikatakan substitusi apabila elastisitas silang lebih besar dari nol (Positif).
Barang Komplementer (Saling melengkapi) merupakan sifat hubungan antar barang
dikatakan komplementer apabila elastisitas silang lebih kecil dari nol
(Negatif). Hubungan Netral
merupakan sifat hubungan antar barang dikatakan netral apabila elastisitas
silang sama dengan nol.
Rumus :
Exy = ∆Qx/∆Py x Py/Qx
Elastisitas Pendapatan
(Exi)
Elastisitas pendapatan dimanfaatkan untuk menentukan suatu
barang masuk ke dalam kelompok atau jenis barang apa. Jenis barang dapat dibedakan menjadi barang Superior (Barang
Mewah) adalah barang yang perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari
pada perubahan pendapatan konsumen. Suatu barang dikatakan barang mewah apabila
elastisitas pendapatannya lebih besar dari 1.
Barang
Inferior adalah barang yang apabila pendapatan konsumen bertambah maka jumlah
barang yang diminta justru semakin berkurang. Suatu barang
dikatakan barang inferior apabila elastisitas pendapatannya lebih kecil dari
nol (negatif). Barang Normal (Kebutuhan sehari-hari) adalah barang yang
perubahan jumlah barang yang diminta lebih kecil dari perubahan pendapatan
konsumen. Suatu barang dikatakan barang normal
apabila elastisitas pendapatannya positif tapi kurang dari 1 (0<1)>
Rumus :
Exi =
∆Qx/∆I x I/Qx
Keterangan
: I = Income (pendapatan)
Total Revenue (
Penerimaan Total )
adalah jumlah uang yang diterima oleh produsen dari hasil
penjualan output, besarnya uang yang diterima tergantung dari jumlah output
yang dijual.
Rumus :
TR = P x Q
TR =
Total Revenue
P = Price
( Harga )
Q =
Quantity ( Jumlah )
Marginal
Revenue ( Penerimaan Marjinal )
adalah tambahan pada penerimaan total (TR) yang diakibatkan oleh
tambahan penjualan 1 unit atau output.
Rumus :
MR = ∆TR/∆Q
KETERANGAN :
·
Warna ungu tua :
Argumentasi
·
Warna hijau :
Penalaran
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/